Yanu
Endar Prasetyo
Teguh
Aditia Pratama
Deni
Bidang
kajian Ekologi-Politik[1]
UPT
Balai Besar Pengembangan Teknologi Tepat Guna
Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia
Jl.K.S.
Tubun No. 5 Subang
Jawa
Barat 41213
Email:
yanuendar@yahoo.com
Abstrak. Krisis sumberdaya hutan yang mengancam
Indonesia hari ini merupakan dampak dari paradigma pembangunan dan pengelolaan
sumberdaya alam yang hanya berorientasi pada pertumbuhan ekonomi dan mengabaikan
keberlanjutannya. Wacana tentang keanekaragaman hayati, pembangunan
berkelanjutan dan tata kelola sumberdaya alam hadir sebagai kritik terhadap
paradigma lama tersebut, meskipun dalam pelaksanaannya masih belum sepenuhnya
berhasil mengatasi persoalan dasarnya yaitu masalah penataan, pemilikan dan
pemanfaatan sumberdaya alam. Tulisan ini merupakan tinjauan ringkas terhadap
dinamika pengelolaan (krisis) sumberdaya hutan termasuk tantangan implementasi
ekonomi hijau, khususnya di Indonesia.
Kata kunci: krisis sumberdaya hutan, pengelolaan
hutan, ekonomi hijau
makalah lengkap klik disini
[1] Blaikie & Brookfield (1987) mendefinisikan ekologi
politik ini sebagai dialektika antara masyarakat dan sumber daya berbasis tanah
dan termasuk juga dialektika antar kelas dan kelompok di dalam masyarakat itu
sendiri
(Forsyth, 2008:757). Ekologi politik ini, menurut Walker
(2005) merupakan kajian yang mendominasi dalam penelitian-penelitian tentang
hubungan manusia dan lingkungan dalam ilmu geografi. Akar pemikiran ekologi
politik ini sudah dimulai sejak Steward (1955) mengkaji tentang strategi
ekologi manusia menjadi adaptasi kebudayaan (ekologi budaya). Kemudian juga
dipengaruhi oleh pemikiran tentang bencana (hazards)
yang berusaha mengkaji persepsi dan manajemen pengelolaan bencana lingkungan.