28 May 2013

Opini : Menimbang Peluang Atin-Nina

Artikel ini dimuat di harian Pasundan Ekspres, 28 Mei 2013


Oleh : Yanu Endar Prasetyo


Salah satu pasangan calon Bupati yang sudah mendeklarasikan dan mendaftarkan diri akan maju dalam Pilkada Subang adalah Atin Supriatin dan Nina Nurhayati Hidayat. Atin Supriatin adalah kader PDI Perjuangan yang sekaligus menjabat ketua DPRD Kabupaten Subang. Sedangkan Nina Nurhayati tak lain adalah istri mantan Bupati Subang, Eep Hidayat.

Ada beberapa hal yang menarik untuk dikupas terkait dengan pasangan ini, pertama adalah fakta bahwa keduanya perempuan. Faktor sepasang perempuan maju ke dalam Pilkada seperti ini mungkin baru pertama kali dalam sejarah pesta demokrasi di kabupaten Subang. Menjadi menarik mengingat sampai dengan pemilu presiden terakhir, ketika Megawati menjadi penantang SBY pada pemilu 2009 yang lalu, isu negatif terhadap pemimpin perempuan selalu dimainkan untuk menjegal kandidat perempuan. Posisi perempuan menjadi orang nomor satu di daerah di Indonesia ini juga masih sangat kecil, salah satunya adalah akibat doktrin bahwa perempuan tidak cocok menjadi imam atau pemimpin. Doktrin ini cukup dominan dalam rezim patriarkhi yang menjadi mainstream dalam komunitas muslim selama berabad-abad.

22 May 2013

Koruptor : Mati Satu, Tumbuh Seribu



Artikel ini dimuat di Harian Pasundan Ekspres, Rabu, 22 Mei 2013

Oleh : Yanu Endar Prasetyo

''Kelak, musuh terbesarmu bukanlah kaum penjajah atau imperialis asing, melainkan bangsamu sendiri!'' Ungkapan lama Bung Karno tersebut nampaknya semakin mendapatkan kebenarannya manakala daftar jumlah anak bangsa yang bergelar koruptor semakin banyak.

Rentetan kasus korupsi yang melibatkan elit pemimpin partai, kepala daerah, penegak hukum hingga aparatur tingkat rendah menunjukkan betapa musuh terbesar negara ini justru adalah saudara sebangsa itu sendiri. Jikalau penjajah atau bangsa asing yang kemudian merampas kekayaan negeri ini, barangkali mudah untuk mengobarkan semangat nasionalisme untuk mengusir mereka. Namun jika ternyata para pejabat, politisi, hingga penegak hukum yang notabene saudara setanah air yang mengemplang uang rakyat, pasti sulit membayangkan bagaimana mengusirnya. Ibarat menepuk nyamuk di jidat sendiri. Nyamuk bisa mati namun kepala pasti ikut sakit. Tidak banyak yang berani. 

03 May 2013

Berharap Pada Pilkada Subang


Pasundan Ekspres, Kamis 2 Mei 2013

Perhelatan politik akbar di kabupaten subang semakin dekat. Suhu politik semakin hangat dengan makin maraknya kegiatan yang dihelat oleh para calon dan tim suksesnya. Spanduk, baliho, poster hingga kalender berhias potret wajah bertebaran di sudut-sudut jalan, termasuk di gang-gang kecil hingga pelosok desa. Namun sayang, gencarnya sosialisasi para calon kepala daerah maupun anggota dewan ini belum dibarengi dengan visi serta potret keberpihakan yang jelas dan terarah. Setiap kandidat masih sibuk untuk mendulang popularitas, belum menawarkan gagasan-gagasan cerdas.

Memang betul bahwa salah satu peluang utama untuk menang di pilkada adalah tingkat popularitas dan Keterpilihan calon yang tinggi. Akan tetapi dua hal itu tidak akan bermakna apapun ketika tidak dibarengi oleh dua hal penting lainnya, yaitu visi-keberpihakan dan rekam jejak sang calon. Dua hal terakhir inilah yang sebenarnya ditunggu-tunggu dari para 'pemain' dalam Pilkada Subang September nanti, mau dibawa kemana Subang lima tahun mendatang? Pada apa dan siapa pemimpin baru kita itu akan berpihak?