16 February 2015

Belajar Inovasi dari India

Inilah Koran, 16 Februari 2015
Oleh : Yanu Endar Prasetyo



Bulan Januari lalu kami baru saja mengikuti sebuah konferensi dunia tentang inovasi akar rumput di Ahmedabad, Gujarat India. Sebuah konferensi besar yang dihadiri oleh ilmuwan, mahasiswa dan aktivis yang berasal dari 25 negara dan diselenggaran di pusat nadi gerakan inovasi akar rumput yang dimotori oleh Honey Bee Network (HBN) dan National Innovation Foundation (NIF) India. Filosofi inovasi akar rumput ini bertumpu pada semangat Gandhian, dimana inovasi dilakukan untuk menyelesaikan masalah riil yang dihadapi (kemandirian), egalitarianisme, keterbukaan (open innovation), pembelaan kepada yang lemah (technology for humanity) serta keselarasan dan penghormatan pada alam (ecosentrism) nampak menonjol dan menjadi titik tekan dalam setiap produk dan wacana yang dimunculkan. Bagaimana India bisa demikian pesat dan menjadi pemimpin dalam melahirkan inovasi lokal yang berhasil dipasarkan secara global? Apa yang Bangsa kita bisa pelajari dari India?

09 February 2015

9 Hari di India (Bag-8)

Kamis, 22 Januari 2014.
Tidak lengkap berkunjung ke Gujarat jika belum mampir ke Gandhi Ashram. Boleh saja kita melewatkan titik-titik menarik lain untuk dikunjungi, tapi jangan sampai tidak berziarah ke "jantung" gagasan besar India yang berada di Ahmedabad, Gujarat, India ini. Ya, disinilah rumah bersejarah dari seorang Mohandas Karamchad Gandhi atau yang dikenal dunia sebagai Mahatma Gandhi. Seorang tokoh revolusioner dan paling dikenal di seluruh dunia. Disinilah kita bisa menyerap energi Gandhian yang mampu mengguncang India dengan kesederhanaan dan kemandiriannya itu. Demi sebuah ke-afdhol-an perjalanan ini pun, kami putuskan untuk berziarah ke Gandhi Ashram ini pagi-pagi sekali sebelum orang banyak beraktivitas. Sekitar pukul 7 pagi (ini setara dengan kira-kira jam 5 pagi di Indonesia), kami keluar dari hotel untuk menuju Sabarmati Ashram, nama lain dari Gandhi Ashram, karena kebetulan lokasinya berada di tepi Sungau Sabarmati. Dari hotel kami ke Gandhi Ashram sopir Oto meminta bayaran 70 rupee. Lets go! tanpa pikir panjang kami pun melaju menembus kabut pagi yang masih pekat. Dingin menusuk sepanjang perjalanan. Orang-orang masih belum bergerak dan bahkan beberapa orang kami lihat masih tidur damai di pinggir-pinggir jalan dengan berselimut seadanya. Mungkin dingin sudah menjadi sahabat mereka sehari-hari.

07 February 2015

9 Hari di India (Bag-7)

Rabu, 21 Januari 2015

Wonderful..wonderful! ini kata-kata yang paling sering saya dengar hari ini. Menunjukkan rasa apresiasi, kekaguman sekaligus rasa tak percaya dengan apa yang telah dilakukan oleh India kepada para inovator dari akar rumput. Bagaimana mereka - para inovator dari pelosok India ini - demikian dihargai dengan cara memamerkan hasil-hasil karya inovatif mereka. Expo yang digelar juga sangat menarik. Biasanya kita menonton expo atau pameran di dalam gedung, tapi di IIM, expo grassroots innovation ini digelar di halaman terbuka. Lengkap menampilkan perjalanan honey bee network, NIF, dkknya. Yang sangat supernya, innovator alias pencipta setiap inovasi itu pun hadir di samping temuan-temuan inovatif mereka. Ini adalah beberapa gambar yang kami coba abadikan dari momen inspiratif tersebut. Semoga bisa memacu kreativitas kita semua :)

03 February 2015

9 Hari di India (Bag-6)



 Selasa, 20 Januari 2015 

Tiket kembali ke Delhi belum kami beli. Masih berpikir dan tertantang juga untuk mencoba naik kereta api. Berpetualang melihat wajah asli india dari dekat. Namun setelah berdiskusi semalaman sambil menghabiskan sisa-sisa rendang kering yang dibawa oleh Yusuf, nampaknya waktu yang kami miliki tidak terlalu leluasa. Konferensi betul-betul padat dan tanpa jeda sehari penuh. Bahkan untuk keliling Gujarat saja masih menjadi tanda tanya. Malu rasanya meninggalkan konferensi sementara panitia sudah berbaik hati menyediakan akomodasi yang berlebih bagi kami. Lagipula, tujuan utama ke India memang untuk belajar sambil jalan-jalan. Kami putuskan untuk kembali ke Delhi dengan menggunakan pesawat saja. Mengingat uang yang sedianya untuk hotel tidak jadi dikeluarkan, sehingga kami bisa menggunakan pesawat saja. Alasan utama lainnya adalah pesan dari peserta dan panitia dari India yang menganjurkan agar kami lewat udara saja, jika lewat darat tanpa pemandu orang lokal dan uang yang lebih dari cukup, takut terjadi apa-apa di tengah jalan.