17 February 2009

Hamil (2)




detak jantung. bahkan kita pun jarang menikmatinya, bukan? kecuali saat-saat kita begitu gugup, kaget, terkejut, atau hampir dan setelah mengalami kecelakaan. barulah detak jantung itu terdengar begitu dekat.

detak jantung. ya, suara derapnya konsisten di alam bawah sadar kita. hanya kita saja yang jarang mau peduli untuk menikmati iramanya. padahal, semua orang tahu betapa sakral-nya nada-nada yang berbunyi : dig dug dig dug itu. kalau saja dia berhenti atau interupsi di tengah jalan, tamatlah riwayat kita.

detak jantung. kali ini lain. jantungku dan istriku-lah yang berdetak tak karuan. waktu serasa berhenti, terperangkap ke dalam sebuah ruang persegi, diam tak bergerak. asisten bidan itu memutar-mutar alat yang seperti spidol boardmarker yang terhubung dengan sebuah kotak kecil mirip radio buntut jaman aku kecil dulu. ujung "spidol" itu diputar-putarkan ke atas perut istriku. ia seperti sedang mencari sesuatu. sementara "radio" itu, mengeluarkan suara persis seperti radio yang sedang mencari gelombang frekuensi tertentu. tapi tidak ketemu-ketemu.

cukup lama suasana itu berlangsung. aku mendekat ke ranjang periksa tempat istriku berbaring. kulihat wajah asisten bidan itu sedang menggambarkan sebuah ekspresi. kira-kira, bunyi ekspresi itu begini" waduh, mana ini, koq nggak nongol-nongol, padahal seharusnya udah kedengeran.."

tafsiran makna sepihak atas ekspresi ast. bidan dariku itu, makin membuatku tegang. ia berusaha menenangkan aku dan istriku, meskipun jelas, bahwa dia juga gelisah. terus diputar-putarnya alat itu, sedikit ditekan-tekan, dan ...

digdudigdugdigdudigdug..........

terdengar sayup-sayup suara seperti derap langkah kuda. begitu cepat.

"ibu dan mas dengar suaranya bukan, itu tandanya bayinya sudah diberi nyawa. itu tadi suara detak jantungnya.."

subhanallah...baru pertama kali ini, aku mendengar secara langsung ada detak jantung bayi di dalam perut istriku. semua kejengkelan melihat mual dan muntah berkali-kali, sirna seketika oleh suara itu. Ada calon manusia di dalam sana. kubayangkan, mereka menjadi teman akrab dalam satu raga. betapa bahagianya hati istriku. betapa istimewanya detak jantung itu. ya, sang nyawa itu telah menyatu bersama si jantung. semoga mereka bisa berdamai di dalam surga kandungan hingga mendunia kelak.

P.S.
my wife, makan yang banyak ya :)
for u : rasakan detak jantungmu, nikmatilah, syukurilah...

lalu katakan --- allahuakbar ---

No comments:

Post a Comment