15 July 2015

Kuliner di Padang


Apa yang terbayang begitu mendengar nama Padang? pasti tak jauh-jauh dari warung nasi padang khan? hehehe...aku juga begitu. Hal pertama yang bikin penasaran ketika akan pergi ke Padang adalah membandingkan apakah masakan Padang yang asli itu berbeda atau sama dengan masakan Padang yang sering kita santap di warung-warung Padang seantero Indonesia ini?

[1] RM. Sederhana
Nah, kali ini, ketika sempat tiga hari berada di Kota Padang, maka destinasi kuliner utama tak lain dan tak bukan adalah berburu masakan khas Padang itu sendiri. Beruntung, di hari pertama, aku dan dua orang teman lainnya diajak berbuka puasa oleh Pak Akhyar, staf dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan, di salah satu rumah makan Padang  yang namanya begitu legendaris : SEDERHANA. ya, di Jawa dan mungkin kota lainnya, rumah makan padang sederhana sudah demikian terkenal. Entah apakah mereka satu grup/perusahan atau berbeda-beda, yang jelas, RM. Sederhana ini menjadi representasi rumah makan padang yang elit dan mahal tentunya :D Uniknya, RM. Sederhana yang kami singgahi ini tidak semegah RM. Sederhana biasanya. Namun tempatnya sangat bersih dan mencolok dengan cat warna kuningnya. Letaknya berseberangan dengan Rumah Sakit milik Semen Padang. Sekitar lima belas menit sebelum berbuka kami sudah tiba. Hidangan aneka masakan padang sudah ditata di meja dengan ditutup beberapa lembar surat kabar.


Ketika melihat menu yang tersaji, tidak nampak perbedaan dengan menu-menu Padang biasanya. Ada rendang, ayam panggang, opor ayam, ikan gabus, sayur nangka dan lain sebagainya. Namun ada beberapa hal yang saya perhatikan : (1) tidak ada sambel hijau yang biasanya selalu ada dan khas warung padang (2) warna rendang sapi-nya begitu hitam pekat. Biasanya khan cokelat kehitaman..nah, ini lain, hitam banget! (3) begitu dicicipi, aku kira bakalan lebih pedas daripada masakan padang di Jawa yang sudah terpengaruh manisnya. Ternyata, justru tidak pedas sama sekali! cenderung manis. saking penasarannya, saya coba semua kuah dan sambal yang ada. Tetap manis! duh, sangking penasaran saya tanya ke Uda Novri dan Pak Akhyar :"masak nasi padang manis gini bro, nggak salah?". mereka hanya geleng-geleng sambil tertawa. Duh, kesan pertama di Padang ini ternyata begitu manis, bukan pedas seperti yang lidahku bayangkan sebelumnya hehehe...

[2] Sate Padang
Selepas berbuka, perut masih belum penuh benar hehehe...akhirnya kami putuskan jalan-jalan sambil melanjutkan kuliner khas Padang. Kami berjalan ke arah Pantai Padang melewati pasar kota yang tak begitu jauh berjalan kaki dari hotel kami tinggal. Sampai di pasar, ada gerobak yang begitu menarik perhatian kami. Ya, gerobak sate padang! 

Lagi-lagi aku penasaran membandingkan apa bedanya sate padang di Padang dengan di tempat biasa aku beli? jangan-jangan lebih manis dari masakan padang tadi? ledekku pada Uda Novri. Akhirnya kami singgah. Dan pilihan ini tidak salah. Gerobak sate padang benar-benar berbeda dengan yang pernah kulihat. Bagaimana cara pedagangnya menyajikan, mengipas-ngipas satenya, menghangatkan bumbunya dengan kuali, warna dan rasa bumbunya dan suasanya di sekitarnya. Jadilah banyak jepretan kamera dari gerobak sate padang ini. Jujur, sate padang ini adalah yang paling lezat yang pernah aku makan. Kalian harus mencobanya. Kuahnya yang biasanya kalau di Jawa berwarna kekuningan, disini warnanya oranye! rasanya..uhh...maknyuss...kental, gurih, manis dan pedas menjadi satu dengan komposisi yang pas betul. Sampai-sampai daun pisang yang dijadikan alas sate pun bersih mengkilap tanpa sisa :D ini baru namanya sate padang.

[3] Martabak Mesir

Setelah puas melahap seporsi sate padang, kami melanjutkan jalan kaki ke Pantai Padang. Sambil berhenti ketika melihat kerumukan pedagang batu akik dan melihat-lihat sepuasnya. Sayang pantai gelap dan tidak kelihatan sama sekali pemandangan malam harinya. Akhirnya kami putar balik dan anehnya, kami merasa belum kenyang, busyet dah, maklum pekerja lapangan hihihi...dalam perjalan kembali, dalam hati sudah ada tujuan, ya : martabak mesir. Sedari lewat tadi kami lihat ramai sekali. Penasaran. Akhirnya kami masuk juga. Namanya aneh, martabak mesir...kenapa bukan martabak padang? entahlah, mungkin ada isi daging ontanya pikirku ngawur...ketika pesanan tiga porsi datang, air liur langsung keluar. Aroma martabaknya jauh berbeda dengan martabak telor, lebih gimana gitu. Jelas aja, karena memang isinya daging sapi dengan telur bebek. Wow, kuat sekali aromanya. Begitu disiram dengan kuah sambal kecap yang menjadi pasangannya, semakin meleleh saja lidah ini ingin mencoba. Begitu gigitan pertama..hmmm, memang benar-benar mantab. Kali ini : Pedasnya Top! ini nih baru pedas hehe. Saking semangatnya, seolah-olah kami bakalan habis satu porsi itu...tapi ternyata kami melambaikan tangan tanda menyerah hahahaha...kenyang!!! Sekali lagi, Ini martabak paling jos yang pernah saya makan.

[4] Jagung Bakar Siti Nurbaya

Belum lengkap rasanya ke Padang kalau tidak mampir ke Jembatan legendaris bernama Siti Nurbaya ini. Ya, siapa orang Indonesia tak kenal dengan kisah tragis Siti Nurbaya? nah, namanya kini diabadikan menjadi nama sebuah jembatan disana. Entah apa maksudnya, dugaanku sih karena jembatan ini banyak digunakan pasangan muda-mudi sebagai titik paling romantis memadu kasih. Bagaimana tidak, dibawah jembatan kala malam akan terlihat kelap-kelip lampu kapal yang sedang bersandar. Lalu jika menoleh ke atas bukit, lampu warna-warni dari penduduk kota juga terlihat bak bintang-bintang di langit. hmm, betul-betul asyik suasana malam di jembatan Siti Nurbaya. 

Jembatan ini tak begitu panjang, namun di trotoar kiri dan kanan-nya penuh dengan pedagang yang menata banyak kursi-kursi duduk. Anda bisa pesan kopi, jagung bakar, mi rebus dan aneka makanan kecil lainnya. Tapi jangan tanya rasanya, karena saya tidak sempat mencicipinya, hanya mampir sejenak untuk mengambil beberapa foto di lokasi ini. Tapi seperti di awal, tempat ini romantis, tak masalah rasa jagung bakarnya seperti apa khan? yang penting adalah bersama siapa Anda makan jagung bakar itu? kalau pun gosong, kalau dimakan bersama pujaan hati pasti jadi manis juga rasanya uhuk..uhuk...hehehe:) 

Kamu harus merasakan sendiri atmosfer romantisme jembatan siti nurbaya ini kapan-kapan, ok?


[5] Makanan Rumahan

Nah ini dia, makanan rumahan orang Padang. Ada ikan bumbu merah, keripik singkong balado, lalapan segar, ati ayam, kentang bumbu merah...semuanya serba merah plus buah pisang. Mantab sekali. Terima kasih Uda Novri atas hidangan penutup dengan makanan rumahan yang lezat ini. Padang memang istimewa dengan beragam makanan khas-nya. 

Terima kasih, Padang!

No comments:

Post a Comment