05 March 2016

Situs Subang Larang : Antara Mitos dan Sains



Anda orang Subang? Tinggal di Subang? Pernah mendengar tentang Subang Larang? Belum? Ya, wajar saja, mungkin ada yang pernah mendengar, ada juga yang baru mendengar pertama kali. Jika kita bertanya apa itu Subang Larang, maka akan banyak sekali versi yang beredar di tengah masayarakat. Coba saja lakukan survei dengan bertanya pada sepuluh orang di sekitar Anda, jawabannya akan sangat bervariasi. Wajar, karena memang Subang Larang bisa dikategorikan sebagai Cerita Rakyat yang berkembang di tatar Sunda, sehingga banyak sekali versi dan detail-detail yang beragam dalam kisah ini. Sebagai Pengantar, mungkin Anda bisa membaca artikel berikut ini --> "Menguak sejarah Nyai Subang Larang" atau artikel ini sebagai pembanding --> "Kisah cinta Prabu Siliwangi dan Nyi Subang Larang (Ratu Galuh) Mangku Bumi". Keduanya bercerita tentang Subang Larang sebagai mitos yang kemudian memiliki petilasan/maqom berupa makam yang dipercaya masyarakat berada di Subang, tepatnya saat ini berada di Nanggerang, Kecamatan Binong, Kab. Subang, Jawa Barat. 

Berkat mitos dan kepercayaan itu, setiap hari dan terutama pada selasa kliwon, lokasi situs Subang Larang ini dipadati warga dari berbagai pelosok negeri, tentu saja dengan berbagai niat, tujuan dan ritual yang berbeda.Setelah termahsyur dengan Mitos petilasan tersebut, di lokasi yang sama, dengan pendekatan berbeda (Arkeologi) ditemukan artefak kebudayaan pra sejarah yang sangat bernilai. Persis tidak jauh dari makam petilasan Nyai Subang Larang. Tim dari Balai Arkeologi Bandung, yang diketuai oleh Pak Lutfi Yondri, adalah mereka yang membuka "gerbang" penelitian ilmiah di lokasi ini. Kebetulan, saat ini petilasan ini berdiri di atas tanah milik warga, yaitu Bapak Sanjaya. Meskipun demikian, berbagai temuan yang pernah berserakan disitu sebelumnya dijaga dengan baik dan sebagian diserahkan kepada Pemerintah Daerah untuk dikelola. 



Kembali kepada penelitian tentang masa Pra-Sejarah di Situs Subang Larang, Pak Lutfi Yondri dan tim memaparkan presentasinya pada Kamis, 3 Maret 2016 di Lembah Gunung Kujang. Dalam presentasi ini dihadiri pula oleh Ketua DPRD Subang, KadisBudparpora Kab Subang serta undangan para pecinta budaya, guru sejarah dan komunitas di Kabupaten Subang. Diskusi Dimoderatori oleh sejarawan Subang, Bapak Khadar dari Disbudparpora Kab. Subang. (Selengkapnya baca disini ya --> Balai Arkeologi Bandung Gelar Ekspos Hasil Ekskavasi di Situs Subang Larang dan ini --> Kerangka siapa yang ditemukan Balai Arkeologi di Situs Subang Larang? 

Apa Artinya? Artinya, kali ini mitos dan sains sedang duduk damai bersebelahan di satu lokasi yang sama. Kelak, waktu akan membuktikan apakah mitos dan sains itu sejalan atau justru bertolak belakang? wallahu'alam.

Situ Nyai Subang Larang, Penampakan tanggal 4 Maret 2016


Penutupan Sementara Bekas Ekskavasi dan Lokasi Penemuan Tulang Manusia Pra Sejarah (500SM) di Situs Subang Larang. Kerangka tersebut ditutup dengan plastik dan alumunium foil sebelum tahun depan dilakukan ekskavasi tahap selanjutnya. Saya cuma membayangkan, dalam sehari, tim pak Lutfi Yondri hanya menggali sampai kedalaman 20 cm saja, dengan sangat hati-hati tentunya....betapa tekun para arkeolog ini hingga menemukan artefak pada kedalaman dan luasan yang lebih besar. Seperti Candi Borobudur misalnya? 

begitulah para ilmuwan arkeologi ini bekerja dalam sunyi. luarrr biasa...
Foto dulu aaah bareng sang maestro artefak, pak Lutfi Yondri :) Hatur Nuhun Pak!

1 comment:

  1. Ijin copas kang . Untuk melestarikan sejarah nyi subang larang..

    ReplyDelete