By : e-Ndar
Kebenaran pada manusia yang kau cintai ?
kekuatannya
Kebenaran pada perempuan yang kau cintai ?
kelemahannya
Pandanganmu tentang kebahagiaan ?
Berjuang !
(Pengakuan Karl Marx[1])
Karl Marx lahir di Trier, Prusia, tanggal 5 mei 1818. Ia terlahir dalam keluarga Yahudi [2] (sebuah etnis yang pada masa itu terkenal dengan julukan ‘bangsa tanpa negara’ ). Ibunya bernama Henrietta, dan ayahnya, Heinrich, adalah seorang pengacara. Meskipun sejak lahir beragama yahudi, namun karena alasan bisnis, Heinrich kemudian menganut agama protestan dan masuk gereja Lutherian. Lebih jelas, dalam buku Teori Sosiologi Klasik dan Modern, dijelaskan ke-murtad-an Heinrich adalah akibat kondisi sosial politik saat itu yang dianggap mengancam karirnya sebagai pengacara keturunan Yahudi[3],. Kemungkinan lain, alasan perpindahan agama Ayah Marx tersebut, adalah karena Ia ingin menjadi seorang pegawai negeri, tepatnya notaris, di Prussia yang berhalauan kristen protestan. Indikasinya, bahwa hampir mayoritas penduduk kota trier, tempat kelahirannya, adalah beragama katolik [4], namun dia justru memilih masuk protestan.
Dari bebagai penjelasan diatas, yang terpenting untuk kita petik adalah tumbuhnya penanaman nilai sekuler dalam keluarga Marx kecil. Mereka meyakini, bahwasanya kepercayaan-kepercayaan agama tidak memberikan pengaruh paling penting terhadap perilaku. Namun justru pilihan terhadap suatu kepercayaan agama itulah yang menunjukkan faktor-faktor sosial ekonomi yang mendasar. Dengan kondisi seperti itu, maka wajar jika kemudian Marx tidak terlalu berminat terhadap agama, dan dia terus tumbuh dalam alam pemikiran yang sekuler dan rasional.
[1] Digubah sedikit tanpa mengubah substansi dari Erich Fromn. 2004. Konsepsi Manusia Menurut Marx. Yogyakarta : Pustaka Pelajar, hal 289
[2] George ritzer & Douglas J. Goodman. 2004. teori Sosiologi Modern. Jakarta : kencana, hal 32
[3] Doyle Paul Johnson. 1986. Teori Sosiologi Klasik dan Modern. Jakarta : PT. Gramedia, hal 122
[4] Franz-magnis Suseno. 2001. Pemikiran Karl Marx : dari Sosialisme utopis ke Perselisihan Revisionisme. Jakarta : PT. Gramedia, hal 46
kekuatannya
Kebenaran pada perempuan yang kau cintai ?
kelemahannya
Pandanganmu tentang kebahagiaan ?
Berjuang !
(Pengakuan Karl Marx[1])
Karl Marx lahir di Trier, Prusia, tanggal 5 mei 1818. Ia terlahir dalam keluarga Yahudi [2] (sebuah etnis yang pada masa itu terkenal dengan julukan ‘bangsa tanpa negara’ ). Ibunya bernama Henrietta, dan ayahnya, Heinrich, adalah seorang pengacara. Meskipun sejak lahir beragama yahudi, namun karena alasan bisnis, Heinrich kemudian menganut agama protestan dan masuk gereja Lutherian. Lebih jelas, dalam buku Teori Sosiologi Klasik dan Modern, dijelaskan ke-murtad-an Heinrich adalah akibat kondisi sosial politik saat itu yang dianggap mengancam karirnya sebagai pengacara keturunan Yahudi[3],. Kemungkinan lain, alasan perpindahan agama Ayah Marx tersebut, adalah karena Ia ingin menjadi seorang pegawai negeri, tepatnya notaris, di Prussia yang berhalauan kristen protestan. Indikasinya, bahwa hampir mayoritas penduduk kota trier, tempat kelahirannya, adalah beragama katolik [4], namun dia justru memilih masuk protestan.
Dari bebagai penjelasan diatas, yang terpenting untuk kita petik adalah tumbuhnya penanaman nilai sekuler dalam keluarga Marx kecil. Mereka meyakini, bahwasanya kepercayaan-kepercayaan agama tidak memberikan pengaruh paling penting terhadap perilaku. Namun justru pilihan terhadap suatu kepercayaan agama itulah yang menunjukkan faktor-faktor sosial ekonomi yang mendasar. Dengan kondisi seperti itu, maka wajar jika kemudian Marx tidak terlalu berminat terhadap agama, dan dia terus tumbuh dalam alam pemikiran yang sekuler dan rasional.
[1] Digubah sedikit tanpa mengubah substansi dari Erich Fromn. 2004. Konsepsi Manusia Menurut Marx. Yogyakarta : Pustaka Pelajar, hal 289
[2] George ritzer & Douglas J. Goodman. 2004. teori Sosiologi Modern. Jakarta : kencana, hal 32
[3] Doyle Paul Johnson. 1986. Teori Sosiologi Klasik dan Modern. Jakarta : PT. Gramedia, hal 122
[4] Franz-magnis Suseno. 2001. Pemikiran Karl Marx : dari Sosialisme utopis ke Perselisihan Revisionisme. Jakarta : PT. Gramedia, hal 46
No comments:
Post a Comment