Selepas berganti ban dan istirahat
sejenak di kota batik, Pekalongan, perjalanan suci ke timur kami lanjutkan.
Jalanan masih belum begitu padat, hanya saja masih cukup ramai kendaraan besar
seperti truk dan bis. Semuanya bak sedang kesetanan, melaju sangat kencang.
Yang cukup menjengkelkan dari perjalanan sepanjang pekalongan sampai mendekati
semarang adalah lampu penerangan jalan yang amat sangat minim. Gelap. Ditambah
marka jalan yang sudah hampir tak terlihat warna putihnya. Maka pengendara yang
ngantuk mungkin lebih baik istirahat saja terlebih dahulu. Karena gelap, jadi
kalau ada lampu kendaraan dari arah berlawanan akan sangat silau dan
mengagetkan.
Sampai di kota semarang hampir tengah malam, sekitar pukul 23.30 malam.
Rencana mau mencari tempat istirahat yang nyaman sekaligus tidur sampai sahur
tiba. Belum sampai menemukan lokasi istirahat yang pas, tetiba teringat simpang
lima, ikon kota semarang. Sudah lama sekali tidak kesana. Rasanya ingin mampir
barang sejenak. Akhirnya aku putuskan untuk mengajak keluarga melihat jantung
kota semarang di malam hari. Diawali dengan sedikit salah jalan, akhirnya
ketemu juga dengan bundaran tugu pemuda yang nampak megah dengan lawang sewu
yang berdiri kokoh di salah satu ujung
bundaran.
Tidak banyak pedagang di area itu
tengah malam. Akhirnya kami ambil jalan lurus untuk menuju masjid baiturrahman,
masih di kawasan simpang lima. Nah ini dia. Akhirnya bisa parkir di halaman
masjid dan membawa anak-anak bermain di lapangan simpang lima. Arafa dan Afira
sangat gembira. Mencoba semua permainan. Mulai dari sepeda gandeng (kalau ini
saya sampai keringetan ngegoes nya..), sepatu roda, mobil-mobilan, dan jajan
pop mie untuk menghangatkan tubuh di tengah malam yang dingin. Tujuan semula
ingin istirahat malah sebaliknya, tidak bisa tidur karena harus mengasuh
anak-anak.
Momen seperti ini tidak bisa
dilupakan begitu saja. Saya ambil beberapa jepretan ketika arafa asyik bermain.
Biar kekinian, saya upload juga ke akun facebook saya. Tuing..tuing..banyak
komentar dari rekan berdatangan. Dan, eh, salah satunya dari sahabat lama saya,
prihardi rakhmadi, yang langsung menyahut dan bilang bahwa dia sedang berada di
semarang. “30 menit lagi aku sampai situ!” katanya. Busyet...tak
disangka-sangka. Mungkin itulah salah satu manfaat positif fb, bisa
menyambungkan silaturahim dengan rekan dimana pun berada. Akhirnya, perjalanan
tengah malam mudik di Semarang itu menjadi momen yang spesial dan istimewa.
Jadi bisa reuni dengan sahabat semasa SMA dulu. Senangnya lagi kami sekeluarga
ditraktir kuliner khas simpang lima, nasi ayam, yang jos gandos. Saya sampai
habis dua bungkus sendiri hehehe. Sampai sekitar pukul 2 pagi, kami pun
berpisah. Saya dan keluarga melanjutkan perjalanan. Kepada didi, saya janji
akan main ke rumahnya ketika sampai di Blitar nanti.
Baru satu jam berjalan, rasa
kantuk betul-betul menggelayut di mata. Tidak boleh dilanjutkan, harus
istirahat. Di sekitar kota Ungaran, kami berhenti di pom bensin dan istirahat.
Istri dan mertua tidur di mobil, saya dan arafa tidur di mushola sambil
menunggu subuh tiba sekitar satu setengah jam mendatang. Dingiiiiin....tapi
tetap bisa terlelap hingga subuh tiba.
Sekitar pukul 6 pagi, semua sudah bangun. Malahan sudah pada mandi dan
segar. Memang lokasi yang kebetulan kami berhenti tempatnya bersih dan cukup
nyaman untuk istirahat maupun mandi. Cuman saya saja yang nggak mandi
hahaha...gosok gigi dan cuci muka, cukup! Mari lanjutkan kembali perjalanan
menuju kampung halaman!:D
No comments:
Post a Comment