27 December 2017

LGBT


Menurut laporan dari The William Institute (2017), membaca karakteristik demografis LGBT di Indonesia cukup sulit. Jangankan menganalisis karakternya, menghitung jumlah populasinya saja sangat sulit. Selain tidak ada sumber survey/pendataan khusus yang resmi, juga karena adanya "ancaman" sosial dan kultural yang mengerikan bagi mereka yang secara terbuka mengakui ke-LGBT-annya. Tapi fakta bahwa LGBT eksis semua juga tahu. Bahkan, estimasi dari Kementerian Kesehatan untuk MSM (Man who have sex with man) saja diperkirakan mencapai 1.1 juta orang (2012) atau sekitar setengah sampai 1 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Sedangkan Jaringan Gaya Warna Lentera (GWL-INA) merilis angka MSM antara 800rb s.d. 3 juta orang (2011). MSM berarti tidak termasuk Lesbian, perempuan biseksual, dan transgender men. Sebuah angka yang besar, meskipun belum sebesar negara lain seperti Amerika atau Thailand. Namun Ibarat gunung es, yang terlihat di permukaan hanya sebagian kecil dari fenomena besar dan kompleks di dasarnya.
===
Gambar dibawah menunjukkan jejaring dari beberapa akun influencer yang mendapat banyak perhatian dalam perbincangan "LGBT" terakhir (12/21/17). Social Network Analysis bisa menjadi alat yang powerful untuk memetakan jejaring LGBT, baik untuk online maupun offline. Yang kedua tentu bisa lebih dahsyat dan dapat digunakan untuk membantu individu, publik, maupun stakeholder dalam mengambil kebijakan yang penting dan dianggap perlu terkait LGBT.

===
Laporan The William Institute dapat diteropong disini: https://williamsinstitute.law.ucla.edu/…/LGBT-Exclusion-in-…
====

No comments:

Post a Comment