03 September 2009

PARADOK BULAN RAMADHAN

Nuansa Ramadhan memang khas. Masjid-masjid dan mushola yang biasanya sepi jamaah, mendadak hiruk pikuk. Sejak maghrib ketika pembagian takjil, saat tarawih, hingga tadarus Al Quran, yang atas nama bulan Ramadhan tiba-tiba merasa perlu disuarakan lewat corong pengeras suara. Mungkin untuk memperkuat kesan bahwa bulan ramadhan memang berbeda dari bulan-bulan lainnya. Walaupun, saat tadarus dikumandangkan, seketika itu pula volume televisi ikut kita naikkan. Tak hanya itu, semua yang berbau maksiat terpaksa dan dipaksa untuk rehat sejenak. Lokalisasi-prostitusi, ikut berpuasa meski untuk sementara waktu, anggaplah sebagai liburan. Pedagang minuman keras, yang konon menjadi pelengkap kemaksiatan, menyimpan rapat-rapat dagangannya. Diskotik dan tempat hiburan malam, mempersingkat jam tayang atau malah menutup diri, takut terkena gempur FPI.

Read More....