25 September 2012

Sang Dewi Hujan


Dewi hujan. Demikian saya memanggil anak kedua saya yang baru lahir hari minggu kemarin (230912). Bukan karena dia kehujanan pas lahir, tetapi karena hujan seketika turun sesaat setelah ia hadir di dunia ini. Hujan malam itu menjadi sangat istimewa setelah berbulan-bulan kota Subang dirundung kemarau panjang. Bukan hanya di Subang, hampir di seluruh negeri memang sedang dilanda kepanasan. “Dinding neraka bocor”, demikian beberapa teman mengumpamakan suasana panas dan kering itu. Hujan malam itu adalah hujan pertama yang berlangsung sampai pagi hari. Benar-benar hujan yang tidak hanya membawa kesegaran, namun juga harapan baru.

Pun dewi hujanku, ia tidak hanya hadir membawa kesegaran baru ditengah keluarga kecil kami, tetapi dalam dirinya melekat harapan baru. Harapan tentang masa depan yang lebih panjang. Ya, terutama karena dia adalah seorang perempuan. Simbol kehidupan, lambang kesuburan. Dalam dirinya mengalir darah penerus peradaban. Dewi hujanku tepat jatuh ditanah yang tandus dan lalu menghidupkan. Ia membasahi jiwaku, perasaanku, dan hatiku seketika seperti seolah aku sendiri yang baru saja dilahirkan. Bahagia.


Afira Amartatya. Itulah nama yang kami sandangkan padanya. Afira adalah nama pemberian eyang-nya dari Blitar. Kami mengartikannya sebagai “keberuntungan”, mirip dengan Zafira dalam bahasa Arab. Sementara Amartatya kami ambil dari tradisi Hindu atau india, “Amrta”, yang berarti “air abadi”.  Dewi Hujanku adalah keberuntungan kami yang abadi. Kami ingin keberuntungan selalu bersahabat dengannya. Pun dengan jejak langkahnya kelak yang akan mengabadi dan menyejarah. Amin.

Biodata :
Afira Amartatya
Status : Anak Kedua
Tanggal lahir : Minggu Kliwon, 23 September 2012
Jam Lahir : 21.30 WIB
Berat : 3,1 Kg
Panjang : 49 cm
Jenis Kelamin : Perempuan


No comments:

Post a Comment