Selasa, 20 Januari 2015
Tiket kembali ke Delhi belum kami
beli. Masih berpikir dan tertantang juga untuk mencoba naik kereta api.
Berpetualang melihat wajah asli india dari dekat. Namun setelah berdiskusi
semalaman sambil menghabiskan sisa-sisa rendang kering yang dibawa oleh Yusuf,
nampaknya waktu yang kami miliki tidak terlalu leluasa. Konferensi betul-betul
padat dan tanpa jeda sehari penuh. Bahkan untuk keliling Gujarat saja masih
menjadi tanda tanya. Malu rasanya meninggalkan konferensi sementara panitia
sudah berbaik hati menyediakan akomodasi yang berlebih bagi kami. Lagipula,
tujuan utama ke India memang untuk belajar sambil jalan-jalan. Kami
putuskan untuk kembali ke Delhi dengan menggunakan pesawat saja. Mengingat uang
yang sedianya untuk hotel tidak jadi dikeluarkan, sehingga kami bisa
menggunakan pesawat saja. Alasan utama lainnya adalah pesan dari peserta dan
panitia dari India yang menganjurkan agar kami lewat udara saja, jika lewat
darat tanpa pemandu orang lokal dan uang yang lebih dari cukup, takut
terjadi apa-apa di tengah jalan.
Akhirnya kami bulatkan tekad
segera membeli tiket untuk penerbangan domestik ke New Delhi hari ini juga.
Pagi sampai sekitar pukul 11 kami mengikuti dua sesi di kelas kecil. Setelah
itu, pukul 11.00 kami meluncur ke bandara Ahmedabad dengan menggunakan Oto.
Konyolnya, paspor kami ketinggalan di Hotel yang baru karena ditahan oleh
petugas hotel untuk di scan terlebih dahulu. Sebagaimana hotel sebelumnya,
ketika kami datang mereka juga memberikan formulir yang harus kami isi, memfoto
kami menggunakan web cam, lalu menahan paspor kami untuk di scan. Lupa belum
kami ambil, bagaimana nanti kami membeli tiket? Akhirnya dari kampus IIM kami
kembali dulu ke hotel, mengambil paspor, lalu menuju bandara dan secepatnya
kembali lagi ke acara konferensi. Sopir oto pun kami sewa untuk melancarkan
perjalanan, sehingga tidak perlu berganti-gati kendaraan. 450 rupee semuanya.
Deal!
Sekitar 30 menit waktu yang kami
tempuh dari IIM menuju airport. Membelas lalu lintas Ahmedabad yang ramai-ramai
semrawut. Banyak hal unik yang kami temui di jalanan yang berbeda dengan
pemandangan di Indonesia. Misalnya, banyak sekali kuil-kuil kecil di pinggir jalan
yang berdiri dan disambangi oleh para warga. Ada yang berhiaskan patung
ganesha, hanoman, siva, dan lain-lain. Ada yang hanya berukuran 2 x 2 m
sampai yang berukuran besar layaknya pura di indonesia. Lonceng kecil di atas
pintu seperti yang biasa kita lihat di film-film india juga menghiasi bangunan
kuil sederhana tersebut. Lalu binatang seperti sapi dan anjing banyak
berkeliaran bebas. Beberapa sapi bahkan ada di tengah jalan dan melenggang
santai. Anak-anak sekolah berangkat dengan sepeda beramai-ramai. Ada juga yang
naik oto, sementara tas sekolah mereka semua digantung di belakang mobil oto.
Efisien. Beberapa kali kami melewati terowongan dari jembatan layang.
Menariknya, lukisan mural di dinding-dinding terowongan itu banyak berkisah
tentang perjalanan pahlawan utama mereka, Mahatma Gandhi. Ya, Gujarat adalah
rumahnya Gandhi. Tak heran jika kita menemukan banyak hal berbau Gandhi di kota
ini. Ada juga sebuah patung lelaki berkuda di sebuah bundaran yang kami duga
adalah jengish khan. Tapi entah benar atau tidak, belum kami pastikan.
Tak terasa oto sudah sampai di
bandara. Kendaraan beroda tiga ini pun mengambil tiket dan masuk dengan bebas.
Tidak seperti bandara delhi yang penuh dengan pengamanan dramatis, di ahmedabad
terkesan longgar dan santai. Kami pun parkir tepat di depan loket penjualan
tiket. Setelah bertanya dan membeli tiket paling murah, petugas
penjualan kami pun memastikan tanggal keberangkatan dan membacakan ulang tiket
yang kami pesan. Kami menggunakan maskapai yang sama dengan yang kami tumpangi
ketika berangkat. Kami lakukan semua dengan cepat karena harus kembali ke
konferensi. Sore ini adalah jadwal Yusuf mempresentasikan paper yang
dibawakannya. Jangan sampai kami terlambat atau terlihat tidak mematuhi jadwal
yang sudah disediakan oleh panitia. Putar balik dan kami pun berhasil kembali
ke kampus IIM sekitar pukul 15.00. langsung masuk ke kelas dan duduk manis.
Tiket pulang sudah di tangan,
plong rasanya :)
No comments:
Post a Comment