16 July 2015

Mudik 2015 : Ini Ceritaku, Mana Ceritamu? (Bag 2)




Selepas berganti ban dan istirahat sejenak di kota batik, Pekalongan, perjalanan suci ke timur kami lanjutkan. Jalanan masih belum begitu padat, hanya saja masih cukup ramai kendaraan besar seperti truk dan bis. Semuanya bak sedang kesetanan, melaju sangat kencang. Yang cukup menjengkelkan dari perjalanan sepanjang pekalongan sampai mendekati semarang adalah lampu penerangan jalan yang amat sangat minim. Gelap. Ditambah marka jalan yang sudah hampir tak terlihat warna putihnya. Maka pengendara yang ngantuk mungkin lebih baik istirahat saja terlebih dahulu. Karena gelap, jadi kalau ada lampu kendaraan dari arah berlawanan akan sangat silau dan mengagetkan.


Sampai di kota semarang hampir tengah malam, sekitar pukul 23.30 malam. Rencana mau mencari tempat istirahat yang nyaman sekaligus tidur sampai sahur tiba. Belum sampai menemukan lokasi istirahat yang pas, tetiba teringat simpang lima, ikon kota semarang. Sudah lama sekali tidak kesana. Rasanya ingin mampir barang sejenak. Akhirnya aku putuskan untuk mengajak keluarga melihat jantung kota semarang di malam hari. Diawali dengan sedikit salah jalan, akhirnya ketemu juga dengan bundaran tugu pemuda yang nampak megah dengan lawang sewu yang berdiri kokoh di salah satu  ujung bundaran. 

Tidak banyak pedagang di area itu tengah malam. Akhirnya kami ambil jalan lurus untuk menuju masjid baiturrahman, masih di kawasan simpang lima. Nah ini dia. Akhirnya bisa parkir di halaman masjid dan membawa anak-anak bermain di lapangan simpang lima. Arafa dan Afira sangat gembira. Mencoba semua permainan. Mulai dari sepeda gandeng (kalau ini saya sampai keringetan ngegoes nya..), sepatu roda, mobil-mobilan, dan jajan pop mie untuk menghangatkan tubuh di tengah malam yang dingin. Tujuan semula ingin istirahat malah sebaliknya, tidak bisa tidur karena harus mengasuh anak-anak.

Momen seperti ini tidak bisa dilupakan begitu saja. Saya ambil beberapa jepretan ketika arafa asyik bermain. Biar kekinian, saya upload juga ke akun facebook saya. Tuing..tuing..banyak komentar dari rekan berdatangan. Dan, eh, salah satunya dari sahabat lama saya, prihardi rakhmadi, yang langsung menyahut dan bilang bahwa dia sedang berada di semarang. “30 menit lagi aku sampai situ!” katanya. Busyet...tak disangka-sangka. Mungkin itulah salah satu manfaat positif fb, bisa menyambungkan silaturahim dengan rekan dimana pun berada. Akhirnya, perjalanan tengah malam mudik di Semarang itu menjadi momen yang spesial dan istimewa. Jadi bisa reuni dengan sahabat semasa SMA dulu. Senangnya lagi kami sekeluarga ditraktir kuliner khas simpang lima, nasi ayam, yang jos gandos. Saya sampai habis dua bungkus sendiri hehehe. Sampai sekitar pukul 2 pagi, kami pun berpisah. Saya dan keluarga melanjutkan perjalanan. Kepada didi, saya janji akan main ke rumahnya ketika sampai di Blitar nanti. 

Baru satu jam berjalan, rasa kantuk betul-betul menggelayut di mata. Tidak boleh dilanjutkan, harus istirahat. Di sekitar kota Ungaran, kami berhenti di pom bensin dan istirahat. Istri dan mertua tidur di mobil, saya dan arafa tidur di mushola sambil menunggu subuh tiba sekitar satu setengah jam mendatang. Dingiiiiin....tapi tetap bisa terlelap hingga subuh tiba.

Sekitar pukul 6 pagi, semua sudah bangun. Malahan sudah pada mandi dan segar. Memang lokasi yang kebetulan kami berhenti tempatnya bersih dan cukup nyaman untuk istirahat maupun mandi. Cuman saya saja yang nggak mandi hahaha...gosok gigi dan cuci muka, cukup! Mari lanjutkan kembali perjalanan menuju kampung halaman!:D

No comments:

Post a Comment