Oleh: Yanu Prasetyo
Ialah sosok yang cukup menarik perhatian warganet di bulan Januari 2019 ini. Kalau kamu pecinta Netflix atau penghayat produk kreatif Jepang, pasti tidak asing dengan Marie Kondo. Bukan, bukan! Dia bukan bintang film porno atau semacamnya. Dia penulis buku yang kini melejit karena karya dan keahliannya diangkat menjadi reality show di Netflix. Kemampuannya pun unik: melipat baju!
Bukan hanya melipat baju, tapi juga ia mempopulerkan metode menata rumah dengan sentuhan minimalis abis. Ia menyebut metodenya itu dengan istilah "KonMari". Artinya? Tidak ada. Itu hanya potongan nama belakang dan depannya saja yang disatukan.
Bukan hanya melipat baju, tapi juga ia mempopulerkan metode menata rumah dengan sentuhan minimalis abis. Ia menyebut metodenya itu dengan istilah "KonMari". Artinya? Tidak ada. Itu hanya potongan nama belakang dan depannya saja yang disatukan.
Yang unik dan menarik dari kehadiran Kondo di tengah dunia hiburan Amerika adalah bertemunya dua kutub lifestyle yang berbeda. Kita tahu, Jepang sendiri terkenal dengan budaya yang minimalis, rapi, efisien, namun kaya akan seni yang tinggi.
Sebaliknya, gaya hidup Amerika terkenal dengan maksimalis (apapun pasti dibuat besar: rumah, mobil, jalan, bahkan burger pun super besar), super konsumtif, dan selera seninya tergantung pasar. Kondo membawa nilai-nilai minimalis ala Jepang itu ke dalam rumah orang-orang Amerika yang "berantakan dan penuh dengan barang-barang". Misi Kondo cuma satu: merapikannya.
Filosofi KonMari sendiri memang unik. Kondo ingin Kita melihat barang tidak hanya sebagai benda mati. Ia ingin Kita menyentuh dan merasakan benar-benar setiap barang yang Kita miliiki itu dengan segenap jiwa raga. Dengan menyentuh, meraba, dan merasakan benda-benda di sekitar rumah Kita, maka Kita akan memiliki respek dan bisa memperlakukannya dengan tepat. Kalau perlu, respek itu diwujudkan dengan mengucapkan terima kasih (benar-benar diucapkan) kepada sepatu atau kaus kaki lama yang hendak kita buang. Ucapkan Terima kasih karena dia telah menemani perjalanan Kita selama ini.
Konon, dari situlah ia terinspirasi untuk menata buku-buku, baju-baju, kertas-kertas, hingga barang-barang sentimentil lainnya dengan metode uniknya. Kata Kondo dalam sebuah video YouTube, jika Kita bisa melipat kaos kaki atau kaus oblong dan membuatnya bisa "tegak berdiri", maka itulah cara melipat yang benar.
Terlepas dari metode konmari yang unik ini, Kita perlu setuju dan mengapresiasi gaya hidup minimalis dan rapi ini. Terlebih saat ini. Dimana konsumsi barang-barang manusia terlampau ekstrim hingga mencemari lautan dan mengancam keberlangsungan planet. Kepemilikan barang yang banyak tidak serta merta mendatangkan kebahagiaan. Sebaliknya, ia menghambat Kita bergerak karena keterikatan emosional dan mental ingin menyimpan semua hal. Seperti para mantan yang tidak layak untuk di ctrl+s, demikian pula barang yang tak lagi dipakai atau kurang bernilai, perlu untuk segera didonasikan pada yang lebih membutuhkan. Singkirkan dari pandangan mata Kita secepatnya.
Meskipun mulai banyak penggemarnya, Kondo tetap saja menjadi "mainan" baru Netizen yang maha benar itu. Foto-fotonya dijadikan meme lucu-lucuan, dan terutama oleh mereka penganut anti-kerapihan, bahwa "berantakan" juga adalah bagian dari seni. Disamping itu, bisnis tetaplah bisnis. Dari kreativitas Marie Kondo ini, lahirlah satu profesi baru bernama konsultan konmari. Kita bisa order para konsultan ini to tidy our house. Saat ini ada lebih dari 200-an konsultan siap pakai. Tarifnya? $500-$3,000. Loh koq mahal? Ya, begitulah. Ide itu memang mahal harganya, bung!
No comments:
Post a Comment