05 September 2010

Agar Tidak Mati Gaya Saat Lebaran!

Lebaran yang dinanti-nanti telah tiba di depan mata. Segala kelelahan dari perjalanan kembali ke kampung halaman akan segera tertebus saat berjumpa dengan handai taulan nanti. Namun, apa jadinya jika di hari yang super penting itu kita malah mati gaya? untuk menghindarinya, ada beberapa hal yang mungkin bisa kita siasati.
Satu, Mati Gaya Karena Penampilan!
Hampir semua dari kita sangat memperhatikan penampilan. lebih-lebih saat lebaran. kita juga sangat sadar, bahwa bukan hanya kita yang sibuk dengan penampilan diri sendiri. Tetapi orang lain juga sibuk memperhatikan penampilan kita. Parahnya, mereka bukan hanya memperhatikan, tapi juga membanding-bandingkan penampilan kita.



Selalu muncul komentar seperti "koq tahun ini keliatan kurusan ya?", "eh kamu, jadi gemuk banget sekarang", atau " waahh, bajunya bagus banget, tapi koq kurang matching ya dengan bawahannya" dan seterusnya. komentar-komentar itu, meskipun jujur, seringkali membuat kita merasa tersindir dan akhirnya  mati gaya. lebih menyedihkan kalau akhirnya kita menjadi minder dan males untuk melanjutkan silaturahmi dengan saudara dan teman-teman lama. apalagi kalo harus ketemu mantan pacar di reunian sekolah atau halal bi halal yang biasa digelar kala lebaran. 

Untuk menyiasati mati gaya model ini, kita bisa melakukan beberapa hal. Pertama, tetaplah menjadi diri anda
seperti biasanya. tidak perlu memasukkan ke dalam hati setiap komentar yang meluncur dari mulut orang-orang yang melihat kita. Sebab, seringkali komentar-komentar semacam itu tidak dipikirkan secara baik. Jangan heran jika kemudian kita mendengar komentar yang kontradiktif tentang diri kita. Misal, saat ketemu si A, dia bilang kita kurusan. tapi waktu bertemu si B dan si C, mereka bilang kita lebih gemuk dari sebelumnya. tentu saja hanya anda yang tahu apakah berat badan anda naik atau turun khan? orang seringkali
"salah lihat", dan akhirnya "salah menilai". Jika kita mmati-matian menuruti semua komentar itu, apalagi memasukkannya dalam hati hingga tidak bisa tidur, maka itu akan menjadi kesia-siaan belaka.
Kedua, tidak ada salahnya untuk urusan penampilan kita emang tidak berlebihan. sehingga tidak mencolok atau menarik perhatian (kecuali jika memang ingin lebih kelihatan), sehingga tidak memancing komentar orang lain yang bakalan nylekit di hati. jadi kita bebas dari rasa minder dan mati gaya. Ketiga, jika kita berhasil mengatasi celaan atas penampilan, maka jangan pula kita tertipu oleh pujian orang atas penamilan kita. cukup dipendam dalam hati dan ucapkan terima kasih sewajarnya. jika kita masukkan pujian itu
dalam hati, bisa-bisa kita ke ge-er-ran dan akhirnya mati-mati an untuk mendapatkan pujian lebih lanjut dari orang-orang lainnya. akhirnya kita menjadi fokus dengan diri sendiri dan lupa bahwa lebaran adalah saat-saat penting kita untuk memberi kesan terbaik kepada orang-orang yang jarang kita temui. Jadi, teta jadi diri sendiri dan jadilah pendengar serta komentator yang bijak untuk orang lain.

Dua, Mati Gaya Karena Kantong Kering!
Nah, untuk persoalan ini memang agak ribet. mengingat rejeki tidak selalu datang tiba-tiba (meskipun amat sangat mungkin). kita akan setengah mati menahan malu ketika tidak mampu memberi angpauw atau uang saku untuk para ponakan atau anak-anak saudara kita. lebih-lebih tidak bisa memberikan sesuatu yang spesial kepada orang tua kita karena keterbatasan finansial. Oleh karena itu, untuk menyiasati masalah ini harus segera dipikirkan mulai sekarang. pertama, alangkah baiknya jika kita sudah menghitung dan mencoba membagi harta yang kita punya sejak dini. lebih baik kalo berdiskusi dengan istri/suami dan anak-anak. apa saja yang akan kita beli, dan apa saja yang tidak? apa saja yang akan kita lakukan, dan tidak kita lakukan sesuai dengan budget yang ada? dengan demikian, kita sudah tahu rambu-rambunya sejak awal. dan ingat, kita harus disiplin agar tidak meleset. kedua, sesuai dengan sunnah rasul, memperbanyak silaturahmi adalah bentuk dari ibadah. apalagi menyambung tali hubungan yang lama terputus. menjadi lebih pro aktif mendatangi akan menjadi jurus penghematan yang luar biasa. sebab, dalam tradisi dan etika orang Indonesia, rata-rata menganggap bahwa tamu itu akan lebih dimuliakan, dan tuan rumah yang baik memiliki tugas untuk menjamu tamunya. artinya, dengan lebih banyak mendatangi daripada didatangi, maka kita akan terhindar dari mati gaya. artinya, kita tidak perlu malu untuk tidak memberi sesuatu kepada orang yang kita datangi. Sebaliknya, malah mungkin anak kita atau kitalah yang mendapat jamuan lebih istimewa (hehehehe...). tapi ingat, niatnya tetap harus lurus : menjalin dan mengikat kembali tali silaturahmi.

Tiga, Mati Gaya Karena Liburan Mepet! 
Tidak semua orang bisa menikmati lebaran dengan lega dan lapang. Sebab, sebagian hanya memiliki jatah libur yang teramat mepet. sebagian lagi, karena jarak kampung halaman dengan tempat kerja yang jauh, sehingga membutuhkan waktu cukup banyak di perjalanan. untuk menyiasati masalah ini kita bisa melakukan beberapa hal. Pertama, efektifkan telepon yang kita punya untuk jauh-jauh hari mengabarkan kemepetan kita ketika lebaran di kampung halaman kepada handai taulan dan teman-teman kita. Sehingga mereka bisa memahami kalau-kalau tidak sempat bertatap muka dengan kita dan tidak terkesan buru-buru. bisa juga melalui pesan singkat yan intinya kita hanya memiliki sedikit waktu, sehingga ada kemungkinan tidak bisa silaturahmi dengan beberapa kawan. kedua, kalau cukup rejeki, kita bisa mengundang teman-teman atau saudara ke rumah kita untuk membuat sebuah acara reuni kecil. hal ini akan efektif untuk mengumpulkan banyak orang dalam waktu yang relatif pendek. sehingga waktu liburan yang mepet bisa lebih efisien kita manfaatkan.
Mungkin masih ada banyak hal lain yang membuat kita kikuk, malu, minder dan akhirnya mati gaya saat lebaran. Tapi saya percaya, obat dari mati gaya itu tidak datang dari luar, melainkan dari cara kita menyikapi segala kekurangan dan keterbatasan tersebut. Kata orang bijak, cara pikir dan tindak positif, biasanya akan membawa dampak positif juga. 

Semoga lebaran tahun ini membawa makna "kemenangan" yang sesungguhnya bagi Kita semua Setidaknya kemenangan dari mati gaya!

selamat Iedul Fitri 1431 H/2010. Mohon Maafkan Saya, Lahir dan Batin 

No comments:

Post a Comment