04 September 2010

Menulislah Sebelum Bicara !


Mungkin judul diatas terdengar aneh. Masak mau bicara aja harus ditulis dulu? Kurang kerjaan aja. Tapi sebelum disangkal, yuk coba kita renungkan bersama.
Di dunia maya, apalagi bagi yang sedang hangat-hangatnya belajar ngeblog atau mengelola sebuah website, pasti sering dikeluhkan betapa sulitnya harus menulis setiap hari. Menulis memang beda dengan makan, yang sudah menjadi kebutuhan dasar sehari-hari. Menulis jika dipaksakan, akan cenderung membuat syaraf-syaraf di otak kita tegang. Apalagi kalau dibumbui syarat “harus keren”, wah makin gak jadi kita menulis. Sebaliknya, menulis juga akan menjadi mimpi belaka kala ditunda-tunda. Besok ah, nanti ah, lusa ah..akhirnya tinggal Ahhh…nya saja yang jadi, tulisannya mah enggak terwujud barang sekalimat.



 

Dalam kondisi ekstrim kiri (harus jadi) dan ekstrim kanan (menunda-nunda), maka alternative jalan tengahnya adalah : menulislah sebelum bicara! Kita tahu, proses sebelum kita mengutarakan sesuatu/bicara tentu saja setelah ada sekelebat idea tau gagasan yang lewat di kepala kita. Nah, ketika kita pengen mengutarakan atau berkomentar terhadap sesuatu itu, buru-burulah mencari pensil atawa bolpoin dan kertas terdekat. Lebih baik kalo memang kita sudah terbiasa membawa notes kemanapun kita pergi. Alirkan ide-ide itu melalui pena (net book or hape juga boleh) sejurus ke atas lembaran-lembaran kertas kita. Barulah jika dirasa cukup tertampung secara sistematis (pokok pikirannnya), barulah anda boleh buka mulut. Barangkali ada feedback dari rekan ngobrol anda yang akan melengkapi catatan kita.

Pun ketika kita sedang terlibat aktif dalam perbincangan di sebuah forum, seminar, ato obrolan di warung kopi, gak ada salahnya untuk lebih banyak menulis/mencatat dan mengerem bicara. Kita harus sadar, kalau apa yang kita sampaikan lewat mulut ini lebih banyak menguap begitu saja. Sedangkan apabila kita rajin menulis sebelum bicara, atau menuliskan yang penting-penting dari pembicaraan orang, maka akan banyak yang bisa kita ikat sebagai ilmu. Dan, tentu saja dapat dibagikan kepada lebih banyak orang lewat coretan-coretan di blog kita. Percayalah, dampak menulis sebelum bicara ini akan luar biasa, ke dalam maupun ke luar diri kita!
Cobalah!

2 comments:

  1. Tuliskan apa yang kamu pikirkan, jangan pikirkan apa yang kamu tuliskan. :) gitu kan mas?

    menulis itu kelihatannya memang gampang, tapi ternyata, butuh perjuangan juga. hehe.. tapi alhamdulilah, sampai sekarang itu tidak saya jadikan beban. karena saat tulisan kita dibaca, dikomentari, bahkan dikritik oleh orang, itu sungguh membahagiakan. ^^

    ReplyDelete
  2. hehehe....gitu juga boleh, asal makna "jangan pikirkan" yang kedua bukan berarti tanpa isi dan pertimbangan, tapi berarti jangan mau dihantui ragu-ragu yang tak berkesudahan...:)

    betul den, perjuangan penulis bisa diringkas dalam satu kalimat : terhanyut dalam kesepian dan kesendirian saat menulis, lalu terbang bersama keriuhan dan kebahagiaan saat karyanya selesai dibaca dan diapresiasi orang lain.

    PS : penulis hebat adalah penggiring opini massa yang handal!!

    ReplyDelete