06 October 2010

Manifesto

“…Tidak ada cerita petani Indonesia yang bodoh atau malas. Nenek moyang kita adalah petani tekun dan pekerja keras serta memiliki peradaban yang tinggi (adi luhung). Realitas yang terjadi saat ini semuanya adalah bentuk dari pemiskinan dan kemiskinan struktural. Pemiskinan karena para pemangku kepentingan dan kebijakan seolah menutup mata serta melakukan pembiaran eksploitasi semacam ini terjadi terus menerus. Lahirnya pengusaha-pengusaha perantara yang tidak pernah berkotor-kotor tangan dan berpeluh kepanasan, namun mendapatkan untung berlipat-lipat dari jerih payah para petani kita itu. Penghisapan yang dilakukan sistematis dari akar hingga pembuluh darah petani ini jika terus dibiarkan akan menyebabkan kematian massal petani kecil. Kini, mereka telah mengalami degradasi sosial dari semula berstatus petani (yang punya kolam dan tanah), menjadi buruh tani (kehilangan tanah dan kolamnya), dan ketika semua itu kini tergadaikan, mereka menjadi terasing di tengah dunia yang tidak lagi berpihak karena dinahkodai para penghamba kapitalisme….”  


Pada diri kita semua mengalir darah petani, Nenek moyang dan leluhur kita petani. Kita semua berhutang pada keringat dan jerih payah petani. Kaki-kaki dan tangan-tangan mereka yang "kapalan", adalah bukti hutang kita yang belum lunas. Kini, mereka makin tersudut tak berdaya. Sebagian karena ulah kita, dan sebagian lain karena penindasan penguasa dan pengusaha yang lalim. 
Apa kita masih tidak peduli? Masih buta dan tuli? 
Mari kawan, berbuat sesuatu! tidak perlu yang besar, dimulai dari membersihkan setiap hidangan yang kita makan sebagai penghormatan kepada peluh para petani. Jangan sisakan sebutir nasi pun dari piring kita. Makanlah buah-buahan lokal. Jangan gengsi untuk belanja di pasar tradisional, karena disanalah pasar mereka. Jangan ikut mencemari sungai, buang sampah pada tempatnya. Jika Anda pengusaha agribisnis, jadilah pengusaha yang budiman, jangan dustai kaum petani. 
Ingat, petani bukan pengemis yang membutuhkan santunan. Mereka adalah kumpulan orang yang telah lebih dari tiga abad sejak kolonialisme menjadi warga kelas bawah. Menjadi budak dan buruh di tanah sendiri. Kita harus mengembalikan kembali kehormatan dan kejayaan mereka, dengan membuka seluas-luasnya akses terhadap tanah, air, dan sumber daya lain yang memang menjadi hak mereka. Kembalikan kedaulatan mereka.
Membantu petani berarti menjaga masa depan kita sendiri.Jangan biarkan anak cucu kita lupa bahwa nenek moyang mereka adalah para petani yang hebat, tekun, sabar dan bersahaja. Merekalah Superman sebenarnya, penjaga tradisi, kemakmuran dan masa depan bangsa!

Bogor, 06 Oktober 2010

1 comment:

  1. ya, sepakat toe,,selama ini jarang yang melirik pekerjaan petani sebagai hal yang mulia...
    apalagi pemerintahyang setengah hati.....

    ReplyDelete