"....Pertengahan
bulan November 2011, Saya dengan sengaja pergi ke Cirebon, Jawa Barat. Tujuan
saya adalah untuk bertemu dengan salah seorang “pemburu” harta karun Bung
Karno, sebutlah namanya Iskandar. Seorang lelaki berusia 50an tahun dengan
perawakan kurus, tinggi sekitar 155 cm dan berkulit cokelat. Meskipun berbadan
kurus, namun dari wajahnya terpancar semangat yang menyala. Terlebih ketika
saya memulai pembicaraan tentang harta karun peninggalan Bung Karno, maka
tatapan mata dan bahasa tubuh Pak Iskandar menampakkan pengetahuan dan
kepercayaan diri yang sangat tinggi. Tutur bicara dan gaya obrolannya penuh
gairah, dan cenderung sulit disela ketika ia bercerita.
Setelah
memperkenalkan diri secara singkat, Pak Iskandar langsung memberikan beberapa
penegasan kepada saya. Misalnya terkait istilah “harta karun” atau “warisan”
yang saya gunakan ia berusaha “meluruskannya”. Menurut Pak Iskandar,
peninggalan Bung Karno itu bukanlah warisan, karena warisan itu berarti harta
yang sudah ditujukan pada orang-orang tertentu (khusus) sehingga selain ahli
waris tidak berhak mengambilnya. Menurutnya lebih tepat digunakan istilah
“Aset”, sebab harta peninggalan Bung Karno itu sebenarnya milik seluruh rakyat
Indonesia. Hanya saja, untuk mencairkannya dibutuhkan orang-orang tertentu yang
dapat dipercaya dan memiliki kriteria tertentu sebagai “pemegang aset”. Mereka
adalah para “orang tua” yang diyakini mendapatkan mandat langsung dari
“Paduka”, istilah untuk menyebut Bung Karno...."
Penasaran dengan cerita selanjutnya ????? selengkapnya baca di bukunya yaa.....:D
***
Buku ini terdiri dari tiga bagian pokok. Bagian
pertama berisi tentang kisah-kisah perburuan “harta karun” Bung Karno dengan
berbagai kesaksian yang penulis dapatkan. Bagian kedua adalah tentang harta
karun sejati dari Bung Karno, yaitu warisan karakter,
gagasan dan semangat Putra sang Fajar itu sendiri. Tiga hal itu juga
disebut sebagai “harta karun”. Sebab, selama ini ia hampir terkubur dalam-dalam
dan nyaris hilang ditelan gelombang perubahan jaman. Semangat Bung Karno adalah
semangat humanisme, cinta tanah air, dan anti penjajahan. Gagasan Bung Karno
adalah gagasan Sosio-Nasionalisme, Sosio-Demokrasi, Marhaenisme, Anti
Kapitalisme dan Persatuan Nasional. Karakter Bung Karno adalah mencintai seni
dan budaya bangsa sendiri, berdikari, dan pantang didikte. Hampir sebagian besar isi dalam bab ini bersumber
dari tulisan-tulisan Bung Karno di masa muda maupun tuanya. Penulis berupaya
menyederhanakan dan menyarikan konsep pemikiran tersebut dalam bentuk
kutipan-kutipan (quotes) dengan
maksud agar lebih mudah diingat dan dipahami. Sedangkan bagian ketiga merupakan
panduan berwisata ke kota Blitar, tempat dimana Bung Karno diistirahatkan untuk
terakhir kalinya.
No comments:
Post a Comment