Cuaca Ahmedabad pukul 13 siang
waktu india cukup bersahabat. Cerah. Di bandara Ahmedabad yang tidak begitu
luas tetapi bersih dan nyaman, kami beranjak keluar sambil bertanya kepada
petugas bandara dimana lokasi IIM dan hotel terdekat. Petugas dengan ramah
memberikan informasi dan bahkan menawarkan HP nya if you want to call someone? Kami menolak karena sungkan tetapi dia
sudah terlebih dahulu memencet nomor di hp nya untuk menghubungi kantor IIM.
Sebuah pemandangan yang berbeda dengan Delhi tentunya.
Tidak ada yang mengangkat. Lupa
kalau hari ini adalah hari minggu. Akhirnya kami disarankan untuk naik taksi
resmi bandara untuk mencari hotel dan menuju IIM. Petugas tiket taxi bandara
langsung menunjukkan daftar tarif resmi dari bandara ke berbagai titik di provinsi
Gujarat ini. 600 rupee, itulah ongkos menuju Vastrapur, semacam kecamatan
dimana IIM berada. Kami sepakat dan membuat skenario untuk melihat lokasi
kegiatan di kampus IIM terlebih dahulu siapa tahu sudah disiapkan dormitori
untuk bertemu panitia dan kemudian mencari penginapan yang terdekat. Rahul, nama sopir taxi kami yang masih muda
dan tidak berbicara bahasa inggris. Berkali-kali kami mencoba bertanya dan
tidak ada feedback yang memuaskan.
Coba bayangkan sebuah percakapan yang maksa
banget dengan bahasa inggris kami acakadut dan Rahul meresponnya dengan
geleng-geleng dan geleng-geleng. Menyenangkan sekali ada yang menganggap kami
bisa bahasa inggris :D
Dari bandara ahmedabad menuju IIM
kurang lebih sekitar 20 menit saja, dengan kecepatan berkendara rata-rata
driver di India. Akselerasinya dalam menembus lalu lintas dan lampu merah patut
diacungi jempol. Meski sempat salah masuk gerbang kampus, kami selamat sampai
IIM. Namun kami kaget, tidak ada spanduk atau apa pun yang nampak dari luar
maupun dalam kampus. Suasana masih sepi. Tidak terlihat orang yang bisa
diindikasikan sebagai panitia untuk ditanyai. “gimana bro?” tanyaku pada Yusuf yang mencari informasi. “Gak ada apa-apa bro. Jadi nggak nih
acaranya?” kata Yusuf. “Sudahlah, kita cari hotel saja, bagaimana besok
aja” sepakat kami.
Rahul menelepon bos nya di
bandara. Dugaan kami dia lapor dan menanyakan berapa tambahan yang harus
diminta kepada kami karena harus berkeliling mencari hotel. Betul saja, begitu
kami minta tolong diantar berkelliling mencari hotel, dia langsung bilang minta
tambahan 200 rupee. Oke, gak masalah, yang penting dapet hotel dulu. Sudah dua
hari semalam kami belum mandi. Badan terasa remuk redam dan minta diguyur
segera. Dengan yakin Rahul membawa kami ke hotel pertama. Coba tebak, kemana
Rahul membawa kami? dia membawa kami ke hotel Hyatt di seberang alfa mall,
Gujarat! Gila aja, bisa nggak pulang kita kalau tidur disini. Gak kira-kira si
Rahul ini, kata kami. Setelah menanyakan tarif kamarnya yang mencapai 9000
rupee per malam kami angkat dagu setinggi-tingginya sambil bilang, “wait a minutes Sir, we will discuss it for a
moment”.
Good Bye Hyatt!
Rahul pun membawa kami ke hotel
berikutnya setelah kami beritahu kisaran hotel 2000 rupee saja maksimal. Kali
ini dia ngangguk. Angkat telpon lagi. Sepertinya dia sopir baru karena selalu
nanya. Betul saja, di tengah jalan ia berhenti dan bertanya pada sekumpulan
anak muda mencari sebuah hotel. Tak jauh dari situ ternyata. Sebuah hotel yang
berada di lantai 4 sebuah Ruko. Yusuf masuk ke dalam dan aku menunggu di taksi.
Tapi dasar di Rahul, dia parkir sembarangan menutupi jalan mobil lainnya. Jadi
saat dia masuk ke dalam, si pemilik mobil datang dan bilang mau keluar. Untung
si bapak baik dan bisa berhasa inggris dengan fasih. Akhirnya aku terangkan
kami darimana, soprinya dimana dan tak lupa minta maaf. Dia maklum. 15 menit
kemudian Rahul keluar dengan Yusuf dan nampaknya deal. Kami menginap di hotel
pertama kami yang cukup menarik posisinya.
Petugas hotel sangat ramah dengan
wajah lebih mirip orang Arab atau Pakistan. Mereka memeriksa paspor kami.
Memfoto wajah kami menggunakan web cam. Meminta kami mengisi formulir untuk
orang asing yang menginap. Menanyakan keperluan kami berada di Ahmedabad.
Menanyakan kontak kami selama di Ahmedabad. Banyak sekali yang ditanyakan tapi
semua dilakukan dengan ramah dan santai, jadi tidak ada perasaan tertekan
meskipun tetap deg deg-an jika ada
sesuatu yang kurang pas atau tidak tepat. Yang jelas kami tidak ingin berurusan
dengan masalah hukum di negeri orang. So
far semua lancar dan kami bisa tidur, mandi dan menikmati hari ini hingga
jelang welcoming dinner yang entah
kami bisa datang atau tidak.
....
(to be continued)
No comments:
Post a Comment