07 June 2015

Bergerak Bersama Langit Kresna Hariadi

Semula saya hanya satu dari ribuan pembaca setia novel Gadjah Mada yang tebalnya minta ampun itu. Selain kagum dengan proses kreatif penulisannya, buku itu juga menjadi salah satu buku yang menginspirasi banyak hal dalam hidup Saya. Kemunculan buku itu tentu seiring dengan berkibarnya nama sang Penulis : Langit Kresna Hariadi (LKH) yang waktu kuliah di Solo dulu saya hanya dengar namanya dan sekilas tahu bahwa putri pak LKH juga kuliah di Fisip UNS tempat saya kuliah. Sudah itu saja.

Bertahun-tahun setelah itu, saya memborong Novel Gadjah Mada di kampus IPB. Bahkan saya menulis salah satu resensinya (baca disini). Biasanya saya menulis resensi kalau memang buku itu berkesan mendalam. Nah, tidak disangka dan tidak dinyana, Saya akhirnya bisa berjumpa langsung dan berkunjung ke rumah beliau di Jaten, Karanganyar, Solo beberapa hari yang lalu (Jumat, 5 Juni 2015) dengan diantar Sahabat saya, Mas Fahrizal Eko Setiono alias Tyo yang sekarang mengajar di FKIP UNS. Loh, Koq bisa?


Begini ceritanya. Suatu hari tiba-tiba muncul notifikasi pada pesan facebook saya. Kaget. Nama pengirim Langit Kresna Hariadi. Tidak ada angin dan hujan, kenapa pak LKH kirim pesan di fb. Buru-buru saya buka siapa tahu penting. "Baca novel saya nggak mas?" tanya LKH. "Iya pak" Jawab Saya. "Mau nyumbang masjidku nggak?" pak LKH langsung to the point. Oalaahh, minta sumbangan, kirain ada apa, batinku. "Nyumbang apa pak?" aku lanjut mengetik. Lalu beliau menceritakan panjang lebar apa maksud permintaannya. LKH meminta saya : SUSU TANTE (Sumbangan Suka Rela Tanpa Tekanan) berupa paket Al Quran atau perlengkapan mengaji untuk diberikan ke masjid-masjid dan anak-anak kampung yang membutuhkan. 

 
Hmm, sejujurnya, semula Saya tidak terlalu tertarik dan hanya berpikir, oke saya akan mengirimkan buku islami saja. selesai urusan. Percakapan malam itu diakhiri dengan saya sepakat akan mengirimkan buku islami dan menawarkan kepada teman siapa tau ada yang mau ikut nyumbang. 

Namun, entah mengapa saya justru tidak bisa tidur setelah percakapan itu berakhir. Otak saya berputar-putar dan memori kembali kepala beberapa masa silam saat sering keluar masuk mushola kampung, pondok pesantren tradisional di kampung, mengenang wajah-wajah guru ngaji saya dulu yang khusyuk menekuni Al Quran yang bahkan telah lapuk menguning. Terbayang Yanu kecil yang memegang Al Quran yang sudah robek sana-sini, pakai sarung dan peci yang sudah mbulak sambil sesekali melihat ke atap mushola yang sudah compang-camping akibat lembab atau penuh dengan sarang laba-laba. Hati saya tiba-tiba seperti terketuk. Lebih-lebih, melihat diri saya yang sekarang sudah punya rumah (meski sederhana), punya mobil (meski buatan eropa), sudah lulus kuliah (walau pun cuma S2) tapi amat sangat jarang mengaji! Duh, dosa sekali saya ini. Bahkan untuk menyumbang Al Quran saja saya masih perhitungan. 

Singkat cerita, akhirnya muncul gagasan untuk mengajak diri saya sendiri dan sebanyak-banyaknya orang - terutama sahabat muslim - untuk ikut mewakafkan Al Quran dan perlengkapan mengaji lainnya. Kecil dan sederhana memang, tapi setidaknya bisa sangat bermakna bagi anak-anak yang akan menerimanya nanti. Bagi "Yanu-Yanu" kecil yang ada di kampung-kampung sepi di pelosok sana, betapa gembiranya mereka kala menerima Al Quran, Sarung, Peci, Iqra, Buku, Alat Tulis dan lain-lain yang mungkin selama ini tidak pernah mereka dapatkan. Dan, dengan membantu saudara kita mendapatkan Al Quran yang layak itu, semoga bisa menutupi kelalaian kita yang jarang mengaji ini. Jikalau salah satu penerima wakaf kita itu ternyata di kemudian hari menjadi penghafal Al Quran, sungguh betapa beruntungnya kita menjadi jalan kebaikan tersebut. Sepanjang Al Quran yang kita wakafkan itu dibaca dan dipakai, semoga pahalanya juga ikut mengalir kepada kita yang memberikan dengan ikhlas.

Akhirnya, dengan berdiskusi dengan LKH, kami pustuskan untuk membuat semacam gerakan Wakaf Al Qruan bersama seperti ini :

  

Dan sementara, dalam dua bulan ini, sudah terkumpul sebanyak ini :


Kiriman dari Sahabat Khoirul Himmi dkk di Pati, Jateng
 
Kiriman dari Mila Kencana, Jakarta

 Kiriman dari Siti Sofiah, Bogor




Semoga semakin bertambah banyak yang terkumpul dan memberi manfaat bagi Sesama.

Mau Ikutan? kami tunggu. 

salam.

 



No comments:

Post a Comment