27 January 2012

Pengemis dan Sosialisasi Kemiskinan

Artikel ini dimuat di Harian Inilah Koran, Edisi Jumat 27 Januari 2012, halaman Aspirasi (8)

Oleh : Yanu Endar Prasetyo


Fenomena makin merebaknya pengemis di bawah umur benar-benar membuat gelisah. Saya prihatin dari dua sisi sekaligus, pertama dari makin beragamnya penyebab mereka turun ke jalan dan kedua dari dampak pembiaran (baik oleh pemerintah maupun masyarakat sendiri) terhadap fenomena ini yang sungguh sangat dahsyat dimasa mendatang. Dilihat dari aspek penyebab bertambahnya pengemis di bawah umur, nampaknya tidak lagi hanya sekedar desakan ekonomi, tetapi sudah menunjukkan indikasi kebudayaan kemiskinan yang semakin akut. Jika dahulu kita hanya melihat pengemis difabel atau lansia, maka fenomena hari ini menunjukkan sebuah potret “keluarga utuh” yang turun ke jalan. Mereka terdiri dari perempuan (sambil menggendong bayi, entah bayi sendiri, orang lain atau justru korban perdagangan manusia), anak-anak di bawah usia 15 tahun, difabel, dan lansia.

24 January 2012

Situ Wanayasa, Tempat Asyik Mencari Angin


Oleh : Yanu Endar Prasetyo

Ketika penat dan suntuk melanda, apa yang Anda lakukan? Jika Anda adalah orang yang suka membuang kelesuan dengan cara jalan-jalan keluar rumah (“mencari angin”) maka tidak ada salahnya Anda berkunjung ke Situ Wanayasa yang berlokasi di Kabupaten Purwakarta ini. Di tempat wisata keluarga ini, Anda akan mendapatkan angin yang benar-benar luar biasa, kencang, sejuk dan dingin. Meski lokasinya bukan di tepi laut (pantai), namun tiupan angin yang berhembus di sekeliling Situ (semacam bendungan air) ini sama nikmatnya dengan angin pantai. Dengan berdiri atau duduk di bukit kecil yang berada di tengah situ, sembari memandang permukaan air yang begitu tenang, maka segala penat, jenuh dan suntuk anda akan lenyap seketika terbawa angin wanayasa ini.

21 January 2012

Beasiswa ke Amerika (Fulbright-Aminef 2012-2013), Mau?


oleh : Yanu Endar Prasetyo

Temans, ini sedikit catatan dari sosialisasi beasiswa studi ke Amerika Serikat, Fulbright-Aminef, yang saya hadiri  kemarin (jumat, 20/01/12, pkl 09-11) di Gedung Rektorat IPB, Lantai 6. Barangkali ada yang berminat mau belajar ke negeri Obama bisa lewat jalur beasiswa ini. Meski dikenal dengan seleksi yang ketat, tetapi apa salahnya menjajal keberuntungan kita. Seperti kata orang bijak, “beasiswa bukan hanya untuk orang pintar, tetapi bagi mereka yang mau bersungguh-sungguh”. Tetapi saya akan sampaikan apa yang sempat tercatat di notes saya, untuk lebih lengkap dan detailnya bisa juga dilihat di website mereka yaitu di : www.aminef.or.id untuk macam-macam programnya  http://beasiswa.dikti.go.id untuk formulirnya dan juga e-mail untuk bertanya langsung ada di infofulbright_usa@aminef.or.id. Beberapa gambaran umum tentang Fulbright-Aminef dan alasan mengapa harus studi di Amerika antara lain :

19 January 2012

Gajah Mada : Intrik dan Polemik Seputar Suksesi Majapahit


Resensi oleh : Yanu Endar Prasetyo


Sejak membuka lembar pertama, saya tidak bisa berhenti membaca novel karya Langit Kresna Hariadi ini. Demikian memikat jalan cerita dan bahasa tutur penulisnya, membuat saya tidak bisa melepaskan buku ini sebelum tuntas membacanya. Alhasil, ditengah perjalanan, di dalam angkot hingga di tengah-tengah diskusi kuliah (maaf pak dosen J) saya “terpaksa” mencuri waktu demi menelan habis kisah dalam novel serial kedua "Gajah Mada : Bergulat dalam Kemelut Takhta dan Angkara” ini secepat mungkin. Lebih dari sekedar menuruti rasa penasaran yang ditimbulkan oleh alur ceritanya, tetapi juga karena banyak sekali pelajaran kehidupan yang dapat dipetik di setiap lembar kisahnya.

14 January 2012

Kepada : Yth. Presiden RI

Penulis : Arya Hadi Dharmawan
Dosen Fakultas Ekologi Manusia IPB, Warga Negara RI - tinggal di Bogor Jawa Barat

Bogor, 13.01.2012
Kepada YTH 

Dr. Susilo Bambang Yudhoyono - Presiden RI, 

di Jakarta


Semoga surat elektronik ini menjumpai anda dalam keadaan sehat, dan tidak sedang dirundung resah dengan keadaan negeri ini, seperti saya sedang resah oleh karenanya.


YTH Presiden RI, pekan-pekan ini negeri ini menyaksikan gejolak gerakan anarkhis yang tak terhitung jumlahnya di desa-desa dan aras bawah lapisan sosial negeri ini. Sekiranya anda dulu saat belajar di IPB sempat mempelajari ilmu-ilmu sosiologi pedesaan, maka anda akan segera paham bahwa akar persoalan itu sesungguhnya bukan kekerasan biasa. Gejolak ini berakar kuat padakrisis pedesaan di pelosok-pelosok negeri yang bertali-temali dengan krisis penguasaan sumber-sumber penghidupan(tanahairhutan, dsb). Sayangnya, waktu terlalu cepat dan anda tidak sempat berkenalan dengan sosiologi pedesaan. Dengan ini, hendak dikatakan bahwa krisis yang terjadi bukanlah krisis ekonomi biasa, tetapi krisis itu berkaitan erat dengan suasana kebatinan sosiologis rakyat Indonesia di pedesaan yang penghidupannya merasa terancam.