Oleh : Yanu Endar Prasetyo
Fenomena
makin merebaknya pengemis di bawah umur benar-benar membuat gelisah. Saya
prihatin dari dua sisi sekaligus, pertama
dari makin beragamnya penyebab mereka turun ke jalan dan kedua dari dampak pembiaran (baik oleh pemerintah maupun masyarakat
sendiri) terhadap fenomena ini yang sungguh sangat dahsyat dimasa mendatang.
Dilihat dari aspek penyebab bertambahnya pengemis di bawah umur, nampaknya
tidak lagi hanya sekedar desakan ekonomi, tetapi sudah menunjukkan indikasi
kebudayaan kemiskinan yang semakin akut. Jika dahulu kita hanya melihat
pengemis difabel atau lansia, maka fenomena hari ini menunjukkan sebuah potret
“keluarga utuh” yang turun ke jalan. Mereka terdiri dari perempuan (sambil
menggendong bayi, entah bayi sendiri, orang lain atau justru korban perdagangan
manusia), anak-anak di bawah usia 15 tahun, difabel, dan lansia.